Thursday, July 15, 2010

Saat Sastra(wan) Jadi Komentator Lapangan

Esai Misbahus Surur
Permainan sepak bola efektif dan permainan alur cantik, mana yang lebih menarik? Jamak pengamat bilang, yang pertama barangkali representasi permainan Inter Milan di bawah kendali Jose Mourinho. Sedang yang kedua, lebih ke model permainan klub-klub Spanyol, terutama Barcelona di bawah tangan dingin Josep Guardiola.

Modernitas yang Dilecut Kartini

Esai Misbahus Surur
KARTINI lahir dan besar dalam lingkup keluarga ningrat Jawa yang feodalis. Alur hidupnya dikerubungi tarikan norma serta konvensi yang sering eksploitatif, terutama pada persoalan gender. Hampir-hampir perempuan tak punya andil, lebih lagi nyali untuk menyibak jalur terang sendiri.

Menuju Kematian yang Puitis

Manusia jamaknya memang selalu merasa alergi saat berhadapan dengan ihwal kematian. Seolah kematian terus-menerus mengeram dalam ceruk kekhawatiran.
KEDATANGAN maut adalah ujung bagi waktu yang membeku, juga seperti lupa yang merenggut ingatan kita. Maut menderu-deru seperti angin, menjerit di pori-pori nyawa. Berburu waktu dengan manusia, meski akhirnya ia menyeringai di depan dengan genggaman temali kepastian. Maut bagai kutukan yang merangsek ke dalam hidup, berselubung misteri dan teka-teki. Dan Tuhan sengaja tak memberi manusia porsi pengetahuan yang memadai untuk mengungkapnya. Manusia hanya terus diiming-iming, bahwa saatnya nanti ia akan bertemu ajal. Meski ingatan perihal itu tak kunjung membikin manusia takluk.

Tuesday, April 13, 2010

Menelisik Formalisme Arab

Judul Buku: Teori Kritik Sastra Arab: Klasik dan Modern
Penulis : Sukron Kamil
Penerbit : Rajawali Pers, Jakarta
Cetakan : I, 2009
Tebal : xxviii + 265 hlm

Satire Barthes atas Tulisan

KITA tahu, Roland Barthes adalah sosok pemikir petualang yang sepanjang karirnya tak pernah berhenti memprovokasi pembaca dengan sokongan prinsip-prinsip gagasan baru. Membaca pikiran-pikiran Barthes -misalnya, mengenai dunia penulisan dan gejalanya atau tentang dunia kesusastraan berikut perkembangan kritiknya- kita seperti diajak berpikir-merenung lebih cerdas namun tetap asyik, sublim, dan konsisten. Karena itu, setiap buku barunya seolah mendedahkan ragam persoalan baru dengan sendirinya.