Wednesday, September 7, 2011
Dina, Emily, Puisi Sepi
Seorang perempuan belia kelahiran Lampung telah membuktikan diri sebagai penyair matang, setidaknya dari terbitnya dua buah buku puisi penting: Biografi Kehilangan (2006) dan Hati yang Patah Berjalan(2009).
---
Thursday, May 19, 2011
Teks, Celah dan Kita
Sebagai jendela pengetahuan yang menumpu pada kemampuan daya (me)resepsi, habitus "membaca" lazim punya produktivitas ganda. Selain akumulasi dalam bentuk ujaran atau lisan (speaking), tabiat ini tentu saja dapat memantulkan resonansi dalam tulisan (writing). Dan, buku –salah satunya-, sebagai jantung di mana degup teks memompa darahnya, guna mendapatkan vitalitas. Juga ruang, di mana mekanisme “membaca” bekerja. Adalah tanda mata (reminder) bagi sesiapa yang tak letih menajamkan indra dan pikirannya.
Monday, March 14, 2011
Kisah Nasionalisasi Bahasa Melayu
Perjalanan bahasa Melayu menjadi bahasa nasional, bukanlah
perjalanan yang gampang. Kendati ihwal transformasi bahasa, dari bahasa
daerah menuju bahasa kebangsaan, jamaknya menjadi hal yang lumrah. Untuk
kasus bahasa Melayu, pilihan kepadanya bukan berdasarkan suatu yang
singkat, melainkan melewati proses dan pertimbangan yang cukup panjang
dan melelahkan. Beberapa pertimbangan itu seperti; tersebarnya ”ragam”
bahasa Melayu ke seantero Nusantara, jauh sebelum bahasa ini dikonversi
menjadi bahasa nasional (1928). Aspek lainnya adalah perilaku kebahasaan
para nasionalis (elite politik) yang kala itu juga diam-diam mengarah
ke sana.
Monday, February 14, 2011
Puisi dan Kabar dari Lautan
LAUT adalah metafora sekaligus sebuah "dunia". Sebagai sebuah dunia, laut menjadi loka, atau setidaknya pintu gerbang, bagi sang tualang melabuhkan diri ke negeri-negeri yang tak diketahui. Guna menambatkan harapan-harapan baru yang (tak) terkonsep sebelumnya. Tempat si pengembara melupakan kegamangan dan kejumudan-kejumudan di daerah asal.
Subscribe to:
Posts (Atom)